MENCICIPI PEPES BANDENG DI KENDAL

Selain dikenal sebagai bagian dari perlintasan jalan Daendels-Pulau Jawa, Kabupaten Kendal juga menyimpan sejuta kuliner yang patut dicoba. Penduduknya yang ramah serta penataan kota yang sangat apik, membuat sebagian besar para pengguna jalan rela menyisihkan waktu untuk singgah di kabupaten yang terkenal dengan julukan Kota Santri ini. Seperti apa asyiknya kuliner khas Kendal?

Pagi yang indah, pagi yang ceria dan pagi yang bersemangat bersama dengan sajian ringan Gemblong Santan khas kawasan Pantura. Penganan satu ini memang menjadi hidangan tradisional di pagi hari yang masih terjaga hingga kini. Rasanya yang khas membuat sebagian besar warga Kendal memilihGemblong Santan sebagai menu wajib di pagi hari. Salah satu pedagang Gemblong Santan yang dapat Anda jumpai di pasar tersebut adalah Gemblong Santan Bu Sripah. Kedai tersebut berada sekitar 70 meter dari arah barat pintu masuk Pasar Gladak.

Sajian ringan Gemblong Santan dibuat dari tepung beras ketan yang sudah dicampur garam dan kapur sirih, lalu diaduk rata sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit hingga berbentuk adonan. Setelah itu adonan didiamkan selama 15 menit, agar air meresap. Selanjutnya adonan dikukus hingga matang, lalu diiris tipis dan disajikan bersama Ketan Putih Kukus dan Klepon. Sebagai pemanis, saus gula jawa dituangkan di atasnya. Paduan menu satu ini kian klopdengan taburan kelapa parut dan siraman santan kental.

Menjelang siang, Jl. Raya Kaliwungu-Kendal tampak begitu padat. Karena, selain menjadi perlintasan bus antarkota dari arah Semarang menuju Pekalongan-Tegal atau sebaliknya, kawasan ini juga menjadi tujuan para pegawai yang ingin bersantap siang. Salah satu tempat makan yang ramai dan banyak dituju adalah Warung Makan Farchat. Warung yang hanya bisa menampung sekitar 20 pelanggan ini menyediakan aneka masakan khas Kabupaten Kendal, satu di antaranya yang paling dicari adalah Momoh. Menu satu ini bahkan hanya ada di Kaliwungu, Kabupaten Kendal.

Menurut Farchat, sang pemilik warung, Momoh dibuat dari jeroan sapi. Untuk membuatnya memerlukan waktu yang cukup lama, karena harus mengalami tiga tahap proses pematangan. Pertama jeroan sapi yang telah dicuci bersih, direbus selama empat jam atau kira-kira sampai jeroan lunak. Setelah itu, jeroan sapi dipotong-potong sebesar tiga ruas jari tangan dan diaduk rata bersama bumbu halus berupa gula jawa, asem, garam, bawang merah, bawang putih, dan merica, serta daun jeruk dan daun salam. Setelah itu, jeroan sapi berbumbu diungkep di dalam kuali tanah liat selama 2-3 jam. Terakhir, barulah Momohdigoreng dalam minyak banyak dan panas hingga kecokelatan. Saat disajikan, Momoh disiram kuah sisa ungkepan.

Saat malam menjelang, suasana di jalanan Kabupaten dan pusat Kota Kendal semakin semarak. Hal ini dapat terlihat dari beberapa warung tenda semi permanen yang mulai memancarkan sinar lampunya. Beberapa pos tempat santai dan berkumpulnya anak-anak muda juga sudah mulai tampak ramai. Salah satunya ada di Jl. Kaliwungu yang membentang hingga 4 km. Di kawasan ini ragam kuliner malam siap memanjakan lidah, mulai dari Bakso, Mie Ayam, Sate Kambing, Sop hingga makanan cepat saji. Tapi yang cukup banyak ditemui adalah Tengkleng Sapi.

Warung Tengkleng Sapi yang cukup terkenal di kawasan ini adalah Warung Tengkleng Sapi Pujasera. Warung yang berada persis di pembuka Jl. Kaliwungu ini beroperasi tiap hari dari pukul 11 siang sampai 11 malam. Tengkleng Sapi merupakan sejenis Gulai Sapi dengan warna kuah kekuningan. Setelah dicicip, sensasi rasanya begitu menggoda. Lembutnya daging sapi terasa pas dengan kuah tengkleng yang terasa segar. Karena direbus bersama bumbu halus berupa bawang merah Brebes, bawang putih, kemiri, kunyit, dan ketumbar. Kesegarannya tak lepas dari tambahan daun salam, lengkuas, serai, dan daun jeruk. Satu porsi Tengkleng Sapi ditawarkan dengan harga Rp 18 ribu.

Ingin tahu lebih banyak tentang aneka kuliner di Kabupaten Kendal? Baca liputan lengkapnya hanya di Tabloid Info Kuliner Edisi 02 Tahun VII yang terbit 18 Oktober 2013. Usbat
Comments

Tidak ada komentar:

Designed by vnBloggertheme.com | Copyright © 2013 Tabloid Wirausaha Kreatif