Tahun 2014 ini para pecinta sepak bola akan dimanjakan dengan even paling besar di dunia persepakbolaan, yakni Piala Dunia 2014. Perhelatan yang dimainkan lima tahun sekali ini sudah mencuri perhatian seluruh masyarakat dunia, salah satunya Indonesia sejak awal tahun. Jadi tidak mengherankan, meskipun event Piala Dunia akan berlangsung mulai bulan Juni – Juli 2014, namun gaung semaraknya terus terasa beberapa bulan ini.
Selain mampu memuaskan para penggemar bola, event ini pun juga menguntungkan bagi pelaku usaha yang menggeluti bisnis penjualan aksesori bola. Dan di antara semua produk tersenut, yang paling laris tentunya kaus bola dan seragam tim alias jersey dar setiap tim yang bertanding di Piala Dunia 2014. Tentu sudah menjadi rahasia umum, hampir setiap turnamen sepak bola antar negara seperti Piala Euro atau World Cup, setiap negara selalu membuatkan desain kaus bola yang baru, tanpa harus mengesampingkan identitas negaranya.
Paling diminati.
Untuk acara Piala Dunia ini, desain yang paling diminati adalah kaus bola dengan gambar bendera negara hingga wajah atau nama dari pemain kesayangan. Misalnya untuk gambar bendera negara, yang paling banyak dipesan adalah tim nasional negara-negara yang memang sudah tenar sejak lama sperti, brazil, spanyol, belanda, hingga inggris. Sedangkan untuk nama pemain sepak bola biasanya meliputi nama Ronaldo, Neymar, Lionel Messi, hingga pemain bola kawakan, David Beckham.
Sedangkan untuk desain kaus bola, masih sama dengan kaus bola kebanyakan yang berdesain sporty and casual. Kaus bola tersebut memiliki bentuk memanjang hingga bagian paha dengan lengan pendek, dan model leher berbentuk oval atau segitiga. Mengenai warnanya, tergantung dari seragam atau warna identitas tim tersebut. Untukk harga produk, biasanya mencapai Rp 65ribu hingga Rp 120ribu per pcs.
Inovasi.
Tidak dimungkiri, usaha yang berkaitan dengan penjualan kaus bola ini sarat akan persaingan. Dan bila persaingan tersebut terus dibiarkan tanpa ada solusi, dipastikan ke depan akan banyak pelaku usaha penjualan dan produksi kaus bola yang gulung tikar, karena tidak kuat dengan jalannya persaingan usaha. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pelaku usaha harus pintar memberikan inovasi pada produk kaus bolanya. "Memang susah untuk menciptakan inovasi pada desain kaus bola. Karena dari dulu hingga sekarang kaus bola memiliki bentuk yang sama, meski ada perubahan, namun tidaklah terlalu banyak, "terang Hilman Muchammad Ramdhany, pemilik Rematch Distro. Dan jalan alternatif menciptakan kreasi lain dari kaus bola adalah dengan sering mengubah desain dan teknik pembuatan gambar pada kaus bola tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Dwi Widya Saputra, pemilik DSjersey yang memberikan inovasi desain efek timbul dan glow in the dark pada sablonan kaus bola. Dan dengan melakukan hal tersebut, membuat kaus bola buatannya pun banyak diminati konsumen. Diungkapkan Dwi Widya, dengan memberikan inovasi produk, membuat kaus bola buatannya terkesan eksklusif, karena jarang dijual dipasaran.
Selain menciptakan inovasi baru, persaingan usaha bisa diminimalisir dengan eksklusivitas desain, yakni membuat satu desain hanya untuk beberapa produk. Dan hal itupun yang dilakukan oleh Gugi Argamula, pemilik Restart Distro. Menurutnya, untuk satu buah desain hanya berlaku pada 2-3 lusin kaus bola saja, selebihnya ia tidak akan menjual kaus bola dengan desain tersebut. "Cara ini terbukti sangat ampuh. Orang-orang pastinya akan cepat membeli kaus bola tersebut, karena takut kehabisan," terangnya.
Omset Berlipat.
Mengingat banyaknya peminat sepak bola di Indonesia, dan baju bola menjadi identitas utama mereka, membuat baju bola ini terus dibeli konsumen. Dan pada event-event tertentu, biasanya penjualan kaus bola dengan desain tim atau klub tertentu akan terus diburu oleh fansnya. Terlebih untuk perhelatan Piala Dunia yang merupakan event tersebar dari pertandingan sepak bola ini, dipastikan penjualan kaus bola akan terus meroket. "Saat event-event bola tertentu, permintaannya bisa sampai 30persen dari bulan-bulan biasanya," ungkap Hilman Mochammad Ramdhany. Bahkan diakuinya, ia mampu menjual beksiar 1.000 pieces kaus bola dengan omset mencapai Rp 100juta.
Strategi Marketing.
Produk kaus bola ini bisa dipasarkan dengan efektif melalui jaringan komunitas pecinta sepak bola. "Pecinta bola merupakan salah satu jaringan komunitas yang sangat loyal pada tim idolanya. Jadi buat mereka, dengan mengoleksi aksesori dan kaus bola menjadikan kepuasan tersendiri," terang Godho Tjahjono, pengamat bisnis. Selain itu, pelaku usaha juga bisa menyasar konsumen satuan, yakni pecinta bola yang tidak ikut dalam satu komunitas, namun aktif terus dalam setiap pertandingan sepak bola.
Untuk media pemasaran, pelaku usaha bisa memanfaatkan jaringan online dengan memanfaatkan networking dari jejaring sosial hingga toko online. Sedangkan untuk pemasaran offline, pelaku usaha bisa membuka outlet yang menjual produk-produk pecinta bola atau menitip jualkan pada distro hingga toko kaus bola.
Dalam mengawali usaha penjualan kaus bola, pemula yang memiliki modal minim, bisa memulainya dengan menjadi penjual atau reseller. Menurut Godho Tjahjono, dengan strategi seperti itu, pelaku usaha hanya membutuhkan modal awal dibawah Rp 1juta dan keuntungan yang didapatkan pun cukup memuaskan. Seperti yang dilakukan oleh Sofyan Hidayat, pemilik Soccer Merc, yang selama tiga tahun tetap bertahan menjadi penjual kaus bola. "Dengan menjadi penjual, kita bisa memilih produk apa saja yang akan kita jual, tanpa harus memikirkan biaya produksi," terangnya.
Dengan omset yang menggiurkan, serta pebjualan yang tetap stabil bahkan meningkat dievent-event tertentu, membuat usaha penjualan dan produksi kaus bola ini terasa menguntungkan. Dan bagi anda yang tertarik untuk menggeluti usaha sejnis, jangan lewatkan halaman-halaman berikut yang memuat profil serta informasi mengenai seluk beluk usaha penjualan kaus bola. Semoga mampu memberikan inspirasi bagi Anda dan salam sukses..
Sumber : Tabloid Wirausaha Kreatif | Edisi 06-Th VIII | 18 April – 01 Mei 2014
Paling diminati.
Untuk acara Piala Dunia ini, desain yang paling diminati adalah kaus bola dengan gambar bendera negara hingga wajah atau nama dari pemain kesayangan. Misalnya untuk gambar bendera negara, yang paling banyak dipesan adalah tim nasional negara-negara yang memang sudah tenar sejak lama sperti, brazil, spanyol, belanda, hingga inggris. Sedangkan untuk nama pemain sepak bola biasanya meliputi nama Ronaldo, Neymar, Lionel Messi, hingga pemain bola kawakan, David Beckham.
Sedangkan untuk desain kaus bola, masih sama dengan kaus bola kebanyakan yang berdesain sporty and casual. Kaus bola tersebut memiliki bentuk memanjang hingga bagian paha dengan lengan pendek, dan model leher berbentuk oval atau segitiga. Mengenai warnanya, tergantung dari seragam atau warna identitas tim tersebut. Untukk harga produk, biasanya mencapai Rp 65ribu hingga Rp 120ribu per pcs.
Inovasi.
Tidak dimungkiri, usaha yang berkaitan dengan penjualan kaus bola ini sarat akan persaingan. Dan bila persaingan tersebut terus dibiarkan tanpa ada solusi, dipastikan ke depan akan banyak pelaku usaha penjualan dan produksi kaus bola yang gulung tikar, karena tidak kuat dengan jalannya persaingan usaha. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pelaku usaha harus pintar memberikan inovasi pada produk kaus bolanya. "Memang susah untuk menciptakan inovasi pada desain kaus bola. Karena dari dulu hingga sekarang kaus bola memiliki bentuk yang sama, meski ada perubahan, namun tidaklah terlalu banyak, "terang Hilman Muchammad Ramdhany, pemilik Rematch Distro. Dan jalan alternatif menciptakan kreasi lain dari kaus bola adalah dengan sering mengubah desain dan teknik pembuatan gambar pada kaus bola tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Dwi Widya Saputra, pemilik DSjersey yang memberikan inovasi desain efek timbul dan glow in the dark pada sablonan kaus bola. Dan dengan melakukan hal tersebut, membuat kaus bola buatannya pun banyak diminati konsumen. Diungkapkan Dwi Widya, dengan memberikan inovasi produk, membuat kaus bola buatannya terkesan eksklusif, karena jarang dijual dipasaran.
Selain menciptakan inovasi baru, persaingan usaha bisa diminimalisir dengan eksklusivitas desain, yakni membuat satu desain hanya untuk beberapa produk. Dan hal itupun yang dilakukan oleh Gugi Argamula, pemilik Restart Distro. Menurutnya, untuk satu buah desain hanya berlaku pada 2-3 lusin kaus bola saja, selebihnya ia tidak akan menjual kaus bola dengan desain tersebut. "Cara ini terbukti sangat ampuh. Orang-orang pastinya akan cepat membeli kaus bola tersebut, karena takut kehabisan," terangnya.
Omset Berlipat.
Mengingat banyaknya peminat sepak bola di Indonesia, dan baju bola menjadi identitas utama mereka, membuat baju bola ini terus dibeli konsumen. Dan pada event-event tertentu, biasanya penjualan kaus bola dengan desain tim atau klub tertentu akan terus diburu oleh fansnya. Terlebih untuk perhelatan Piala Dunia yang merupakan event tersebar dari pertandingan sepak bola ini, dipastikan penjualan kaus bola akan terus meroket. "Saat event-event bola tertentu, permintaannya bisa sampai 30persen dari bulan-bulan biasanya," ungkap Hilman Mochammad Ramdhany. Bahkan diakuinya, ia mampu menjual beksiar 1.000 pieces kaus bola dengan omset mencapai Rp 100juta.
Strategi Marketing.
Produk kaus bola ini bisa dipasarkan dengan efektif melalui jaringan komunitas pecinta sepak bola. "Pecinta bola merupakan salah satu jaringan komunitas yang sangat loyal pada tim idolanya. Jadi buat mereka, dengan mengoleksi aksesori dan kaus bola menjadikan kepuasan tersendiri," terang Godho Tjahjono, pengamat bisnis. Selain itu, pelaku usaha juga bisa menyasar konsumen satuan, yakni pecinta bola yang tidak ikut dalam satu komunitas, namun aktif terus dalam setiap pertandingan sepak bola.
Untuk media pemasaran, pelaku usaha bisa memanfaatkan jaringan online dengan memanfaatkan networking dari jejaring sosial hingga toko online. Sedangkan untuk pemasaran offline, pelaku usaha bisa membuka outlet yang menjual produk-produk pecinta bola atau menitip jualkan pada distro hingga toko kaus bola.
Dalam mengawali usaha penjualan kaus bola, pemula yang memiliki modal minim, bisa memulainya dengan menjadi penjual atau reseller. Menurut Godho Tjahjono, dengan strategi seperti itu, pelaku usaha hanya membutuhkan modal awal dibawah Rp 1juta dan keuntungan yang didapatkan pun cukup memuaskan. Seperti yang dilakukan oleh Sofyan Hidayat, pemilik Soccer Merc, yang selama tiga tahun tetap bertahan menjadi penjual kaus bola. "Dengan menjadi penjual, kita bisa memilih produk apa saja yang akan kita jual, tanpa harus memikirkan biaya produksi," terangnya.
Dengan omset yang menggiurkan, serta pebjualan yang tetap stabil bahkan meningkat dievent-event tertentu, membuat usaha penjualan dan produksi kaus bola ini terasa menguntungkan. Dan bagi anda yang tertarik untuk menggeluti usaha sejnis, jangan lewatkan halaman-halaman berikut yang memuat profil serta informasi mengenai seluk beluk usaha penjualan kaus bola. Semoga mampu memberikan inspirasi bagi Anda dan salam sukses..
Sumber : Tabloid Wirausaha Kreatif | Edisi 06-Th VIII | 18 April – 01 Mei 2014