Konveksi Jeans, Bola, hingga Kerupuk Pisang Lagi Naik Daun
Meskipun tak seluas wilayah kabupaten di Jawa Barat lainnya, namun siapa sangka Kabupaten Majalengka kini menjelma menjadi kota yang berkembang dari segala aspek dan bidangnya khususnya dari sisi perekonomian. Berkembangnya kabupaten ini, selaras dengan perkembangan industri-industri rumahan yang kian diminati. Hal ini dikarenakan tingginya animo masyarakat Majalengka yang menumpahkan kreativitasnya kedalam dunia usaha. Terbukti dengan adanya beberapa Industri kecil milik pelaku usaha UKM yang sedang menjadi tren berkembang mulai dari konveksi, bola hingga makanan ringan.Konveksi Jeans. Fesyen adalah salah satu bidang usaha yang berkembang cukup pesat. Fakta inilah yang membuat banyak pelaku usaha beramai-ramai terjun ke bisnis konveksi, salah satunya konveksi jeans yang digemari masyarakat di Indonesia maupun Luar Negeri. Jeans sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Tren jeans selalu up to date mengikuti pasar dunia mulai dari celana, kemeja hingga jaket jeans variasi hoodle. Tak heran jika bisnis konveksi jeans ini kian diminati pasar, buktinya produk jeans kreasi UKM Majalangka banyak memasok pasar-pasar grosir seperti pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Salah satunya pusat konveksi jeans yang terkenal di Kabupaten Majalengka yakni kecamatan Cikijing. Pusat produksi jeans di kecamatan ini juga berpeluang menembus pasar mancanegara. Setidaknya terdapat sekitar 200 pelaku usaha konveksi jeans, salah satunya Alex Tarmizi yang menjadi produsen jeans sejak tahun 1990 an berlabel R34 Cotton. Ketekunannya dalam menggeluti bisnis konveksi jeans ini, membuat ia sukses menjadi supplier jeans di pasar grosir seperti Tanah Abang dan Cipulir Jakarta, Cirebon dan Bandung.Selain rajin mengikuti pameran di tingkat regional, untuk menarik minat pasar, Alex Tarmizi juga aktif dalam ajang pameran di tingkat nasional seperti Majalengka, Jakarta Bandung, Yogyakarta dan Bali. Alhasil produk kreasinya maikn banyak dibanjiri pesanan, apalagi saat menjelang Ramadhan tiba. Menurutnya tren jeans yang menjadi favorit saat ini adalah jenas chino dan denim pendek. Desain chino makin diminati lantaran modelnya yang simpel dan elegan.
Setiap bulan, Alex mampu memproduksi jeans sampai 800 lusin menggunakan bahan baku kain jeans dan benang yang diperoleh dari Bandung. Dalam memenuhi kebutuhan produksinya, Alex merekrut karyawan jahit dari Banjar dan Cicenang, Majalengka dengan upah perpotong Rp 5.000.
Produk jeans ini terbuat dari bahan kain sakura dan Jatex dengan desain beragam, mulai dari denim pendek, kargo, standar hingga yang terbari chino dengan harga yang ditawarkan berkisar dari Rp 40-62 ribu/pcs. Selain itu, Alex juga menerima pesanan jeans customized bagi pelanggan yang menginginkan desain sendiri. Sistem pembelian biasanya dengan tunai, namun bisa juga dengan membayar 50%. Sedangkan ongkos kirim ditanggung pembeli.
Industri Bola.
Selain konveksi jeans, majalangka juga merupakan produsen sepak bola yang cukup termasyhur. Bahkan salah satunya pabrik bola terbesar di Majalengka pernah dipercaya memproduksi bola pada gelaran Piala Dunia tahun 2002 lalu. Seiring perkembangan olahraga sepak bola yang semakin diminati para pecintanya, membuat peluang usaha ini pun semakin menjanjikan. Tak heran jika dikabupaten majalengka perkembangan usaha ini cukup pesat.
Seperti dijumpai dipusat produksi bola sepak yang berlokasi di Pesanggrahan Maja, kabupaten majalengka. Yudhistira Putra atau akrab disapa Yudhi, salah satu produsen bola sepak sejak tahun 2001 dengan mengusung brand BOMA (Bola Majalengka). Kesibukan sebagai pegawai penyuluh KB, tak menghalangi dalam menjalankan roda bisnis ini. Dalam memenuhi kebutuhan pasar, Yudhi dibantu sekitar 50 orang ibu rumah tangga yang diupah sebesar Rp 4.500/buah. Kini setidaknya Yudhi bisa menghasilkan sekitar 2000 buah bola per bulan.
Prospek usaha bola sepak saat ini sangat cerah, bahkan akhir-akhir ini permintaan cenderung meningkat. Dan, baru-baru ini ditengah kampanye partai politik, order pesanan semakin meningkat hingga 2-3 kali lipat. Permintaan datang dari partai-partai politik yang melakukan kampanye dengan menggunakan produk promosi berupa bola sepak. Namun peningkatan permintaan tersebut terkadang kurang diimbangi dengan ketersediaan bahan baku secara kontinyu, ditambah dengan jumlah mesin produksi yang minim, sehingga terkadang proses produksi menjadi tersendat. Dalam hal mengantisipasi hal ini, biasanya beberapa produsen bola sepak ada yang memesan bahan baku yang tinggal disablon dan dijahit.
Biasanya dalam membuat desain bola sepak, produsen lebih banyak mengikuti perkembangan pasar yang sedang ramai trennya. Selain itu juga menerima pemesanan bola customized. Agar mendapatkan produk bola sepak yang berkualitas, kebanyakan dari produsen menggunakan bahan baku pilihan seperti bahan starwing, bahan divisi, blader, solft, leader dan ada juga bahan imitasi yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Bahan-bahan ini ada yang didatangkan dari daerah sekitar dan ada pula yang didatangkan dari surabaya. Bahan pendukung seperti cat, pentil, jaring dan benang juga banyak tersedia ditoko bahan bola diMajalengka.
Produksi bola sepak yang ditawarkan terdiri dari beberapa varian mulai ukuran 3, 4 dan 5 dengan harga yang terjangkau yakni Rp 48ribu. Penjualan bisa secara ecerann partai besar dan kecil dengan sistem pembayaran tunai untuk pesanan bola customized. Sementara untuk produk bola sepak non customized (desain dari pihak produsen sendiri), bisa membayar uang muka sebesar 50 persen dan sisa pembayaran dilunasi setelah barang siap dikirim. Biaya pengiriman seluruhnya dibebankan pada pihak pembeli dengan menambah harga sekitar Rp 1.500/pcs bola sepak.
Dalam memasarkan produknya, biasanya pelaku usaha banyak mengikuti event pameran yang diadakan oleh pihak koperasi setiap tahun baik diMajalengka maupun dikota-kota lain diPropinsi Jawa Barat. Pelaku usaha juga kerap memperoleh tawaran untuk mengikuti pameran dari pulau dewata bali. Tak heran jika para pelanggan bola sepak sudah datang dari berbagai daerah diseluruh Indonesia yang biasanya berasal dari kalangan toko-toko bola, seperti diJakarta, Bandung, Surabaya, dan lainnya.
Produk Makanan Ringan
Industri UKM lain dikabupaten Majalengka yang sangat berpeluang untuk dikembangkan yakni usaha makanan ringan. Seperti yang dilakukan oleh warga kecamatan Bantarujeg. Setidaknya ada sekitar 50 lebih pelaku usaha makanan ringan seperti kerupuk singkong, kerupuk jagung, rempeyek ikan, keripik bayam, keripik pisang, biji ketapang, akar kellapa, opak, pungpa, kalua jeruk dan sebagainya. Daerah-daerah yang lain merupakan pusat produksi makanan ringan seperti Rawa dan Kecamatan Majalengka.
Makanan ringan yang dikembangkan oleh pelaku UKM di Kabupaten Majalengka juga tak lepas dari kreasi-kreasi baru. Seperti kerupuk pisang kreasi Sri Ida Mulyawati. Kerupuk pisang menurut Sri Ida Mulyawati hanya ada didesa Babakansari kecamatan Bantarujeg Majalengka. Pemerintah daerah setempat juga berencana menjadikan camilan ini sebagai makanan dan oleh-oleh khas Majalengka. Meski terbilang produk baru, camilan kerupuk pisang sudah dibanjiri permintaan pasar.
Kerupuk pisang memiliki beberapa varian rasa seperti keju, keju pedas, keju manis pedas, ayam bawang, dan balado dengan pilihan level pedas. Camilan ini sangat menarik untuk dicoba dan layak dijadikan oleh-oleh khususnya jika anda berkunjung keBantarujeg, Majalengka. Dalam sehari Sri Ida mampu memproduksi sampai 10kg kerupuk pisang. Kapasitas produksi bisa meningkat lagi saat musim panen tiba. Dalam proses produksinya, Ida tidak merekrut karyawan melainkan masih ditangani keluarga sendiri. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kerupuk pisang sangat sederhana yakni pisang ambon, tepung tapioka, mentega dan garam. Sementara untuk bahan baku lain yakni pisang nangka, pisang galek, talas dan tepung terigu. Bahan baku pisang didapatkan dari petani di kecamatan Bantarujeg.
Makanan ringan yang diproduksi pelaku UKM tersebut ditawarkan dengan harga beragam, seperti kerupuk pisang Rp 8ribu per bungkus isi 100 gram, keripik pisang Rp 13ribu per bungkus isi 100 gram, kerupuk singkong Rp 5ribu per bungkus isi 100 gram, kerupuk jagung Rp 10ribu per bungkus isi 100 gram, rempeyek ikan Rp 15ribu per bungkus isi 100 gram, keripik bayam Rp 7ribu per bungkus isi 100 gram, biji ketapang Rp 12ribu per bungkus isi 100 gram, akar kelapa Rp 10ribu per bungkus isi 100 gram, kalua jeruk Rp 10ribu per bungkus isi 100 gram.
Sistem pembelian bagi para agen dengan membayar DP minimal 50 persen atau dibayar setelah produk diterima agen, dan untuk produk pesanan selain agen dibayar secara tunai dengan ongkos kirim menyesuaikan kesepakatan. (Ihya)
Sumber : Tabloid Peluang Usaha
Edisi : 15-Thn. IX.
Terbitan : Tanggal 09 - 22 Mei 2014